Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
Studi dari bahan yang mengalir disebut Rheologi, yang termasuk viskositas dan konsep yang berkaitan.
Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas. Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Viskositas oli didefinisikan dengan nomor SAE’S (Society of AutomotiveEngineer’s). Contoh pada sebuah pelumas tertulis
API SERVICE SJ
SAE 20W – 50
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh API (AmericanPetroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik service minyak pelumas dari skala terendah (SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan bakar bensin.
η = (tegangan luncur / cepat perubahan tegangan luncur)
η = (F/A) / (v/l)
F = ηA(v/l)
Nilai viskositas setiap fluida berbeda menurut jenis material tempat fluida tersebut mengalir. Nilai viskositas beberapa fluida tertentu dapat Anda pelajari pada Tabel 7.2. Tabel 7.2 Harga Viskositas Berdasarkan EksperimenFluida | Viskositas |
Uap Air 100°C | 0,125 cP |
Air 99°C | 0,2848 cP |
Light Machine Oil 20°C | 102 cP |
Motor Oil SAE 10 | 50–100 cP, 65 cP |
Motor Oil SAE 20 | 125 cP |
Motor Oil SAE 30 | 150–200 cP |
Sirop Cokelat pada 20°C | 25.000 cP |
Kecap pada 20°C | 50.000 cP |
Ff = ηv(A/l) = kηv
Berdasarkan
perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stoker
menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai
k = 6π R.
Ff = 6πrηRv
Persamaan
diatas dikenal sebagai Hukum Stokes. Gaya gesek dalam zat cair
tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zat cair,
serta ukuran dan bentuk geometris benda. Jika sebuah benda berbentuk
bola (kelereng) jatuh bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya akan
bertambah karena pengaruh gravitasi Bumi hingga mencapai suatu
kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap tersebut
dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan terminal tercapai, berlaku keadaan
ΣF = 0
Ff + FA = mg
Ff = mg – FA
6πrηRvT = ρb.Vb.g – ρf.Vf.g
vT = [g.Vb(ρb – ρf) ] / [6πrη]
Pada benda berbentuk bola, volumenya vb = 4/3 πr3 sehingga diperoleh persamaan
vT =(2r2g) (ρb – ρf) / (9η)
dengan: vt = kecepatan terminal (m/s),Ff = gaya gesek (N),
FA = gaya ke atas (N),
ρb = massa jenis bola (kg/m2), dan
ρf = massa jenis fluida (kg/m3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar